Masuk

Rencana Pelajaran dari Subjektivitas Budaya Kontemporer

Filsafat

Orisinal Teachy

Subjektivitas Budaya Kontemporer

Tujuan (5-10 menit)

Pada tahap ini, guru harus menetapkan Tujuan pelajaran, menjelaskan dengan jelas apa yang ingin dipelajari siswa dan apa yang dapat mereka lakukan di akhir pelajaran. Tujuan dapat berupa:

  1. Memahami konsep subyektivitas dalam budaya kontemporer: Siswa harus dapat mendefinisikan dan menjelaskan apa itu subyektivitas dalam budaya kontemporer, mengenali karakteristik dan pengaruhnya.

  2. Menganalisis pengaruh teknologi terhadap subyektivitas kontemporer: Siswa harus dapat mengidentifikasi bagaimana teknologi memengaruhi pembentukan subyektivitas dalam budaya kontemporer, mengenali implikasi dan tantangannya.

  3. Membahas pentingnya filsafat dalam memahami subyektivitas kontemporer: Siswa harus dapat memahami bagaimana filsafat dapat berkontribusi pada pemahaman dan refleksi tentang subyektivitas dalam budaya kontemporer, mengenali relevansi pemikiran filsafat untuk pembentukan kritis.

Tujuan sekunder:

  1. Meningkatkan pemikiran kritis: Selain memahami dan menganalisis, siswa harus didorong untuk merefleksikan tema secara kritis, membentuk opini dan argumen mereka sendiri.

  2. Merangsang partisipasi aktif: Guru harus berusaha melibatkan siswa dalam diskusi, merangsang partisipasi aktif dan dialog di antara mereka untuk pemahaman tema yang lebih baik.

Pendahuluan (10 - 15 menit)

Pada tahap ini, guru harus memperkenalkan topik pelajaran, menetapkan relevansi subjek, dan menarik perhatian siswa. Untuk itu, dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

  1. Tinjauan konten: Guru harus mulai dengan mengingatkan secara singkat konsep budaya dan subyektivitas, yang telah dibahas pada pelajaran sebelumnya. Ini akan menjadi dasar untuk memahami topik terkini. (3-5 menit)

  2. Situasi masalah: Selanjutnya, guru dapat mengusulkan dua situasi hipotetis untuk membangkitkan minat siswa:

    a. Bayangkan seseorang yang, sejak kecil, memiliki akses ke semua informasi dunia melalui internet. Dia akan memiliki pandangan dunia yang berbeda dari seseorang yang tumbuh di komunitas terisolasi, dengan akses terbatas terhadap teknologi. Bagaimana teknologi memengaruhi subyektivitas kedua orang ini?

    b. Pikirkan tentang bagaimana media sosial membentuk cara kita melihat diri sendiri dan bagaimana kita menampilkan diri kepada dunia. Apakah itu dapat memengaruhi subyektivitas kita? Bagaimana? (3-5 menit)

  3. Kontekstualisasi: Guru kemudian harus menjelaskan bagaimana subyektivitas dalam budaya kontemporer adalah masalah yang sangat relevan, yang memengaruhi cara kita memahami dunia, berhubungan dengan orang lain, dan dengan diri kita sendiri. Dapat mengutip contoh terkini tentang bagaimana teknologi telah memengaruhi cara kita melihat dan berinteraksi dengan dunia, seperti pengaruh media sosial, kecerdasan buatan, dan lain-lain. (2-3 menit)

  4. Mendapatkan perhatian: Untuk mengakhiri Pendahuluan dan menarik perhatian siswa, guru dapat membagikan dua keingintahuan atau cerita yang terkait dengan tema:

    a. Keingintahuan 1: Ungkapan "Saya pikir, maka saya ada", dari filsuf René Descartes, adalah contoh klasik tentang bagaimana filsafat selalu berkaitan dengan subyektivitas. Namun, bayangkan jika Descartes hidup di era internet. Ungkapannya yang terkenal itu bisa jadi "Saya berbagi, maka saya ada" atau "Saya klik, maka saya ada". Bagaimana teknologi mengubah cara kita melihat dan memahami diri kita?

    b. Sejarah: Guru dapat menceritakan sejarah tentang bagaimana penemuan fotografi, pada abad ke-19, merevolusi cara orang melihat diri mereka. Sebelum fotografi, satu-satunya cara melihat diri sendiri adalah melalui cermin atau gambar dan lukisan. Dengan fotografi, orang dapat melihat gambar "nyata" dari diri mereka sendiri. Ini memiliki dampak yang signifikan pada subyektivitas orang-orang pada saat itu. Bayangkan apa yang dilakukan oleh penemuan ponsel pintar, dengan kamera dan media sosialnya, pada subyektivitas kita saat ini? (3-5 menit)

Pengembangan (20 - 25 menit)

Pada tahap ini, guru harus memperdalam konten pelajaran, menjelaskan konsep subyektivitas dalam budaya kontemporer dan pengaruh teknologi dalam proses tersebut. Selain itu, harus membahas pentingnya filsafat sebagai alat untuk pemahaman dan refleksi tentang subyektivitas.

1. Teori (10 - 15 menit)

1.1. Definisi subyektivitas dalam budaya kontemporer:

  • Guru harus mulai menjelaskan bahwa subyektivitas adalah cara masing-masing individu memahami dan menafsirkan dunia di sekitarnya, dari pengalaman, pengetahuan, kepercayaan, dan nilai-nilainya. Ini adalah cara kita melihat dan memahami diri kita sendiri.

  • Dalam budaya kontemporer, subyektivitas dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti teknologi, globalisasi, media sosial, dan lain-lain. Semakin banyak, subyektivitas kita dibentuk oleh interaksi dengan dunia digital.

1.2. Pengaruh teknologi terhadap subyektivitas kontemporer:

  • Guru harus menjelaskan bahwa teknologi memiliki peran mendasar dalam pembentukan subyektivitas kontemporer. Melalui internet, kita memiliki akses ke sejumlah besar informasi dan pengalaman, yang dapat memperluas pandangan dunia kita dan memperkaya subyektivitas kita.

  • Namun, teknologi juga membawa tantangan. Media sosial, misalnya, dapat menciptakan "budaya like", di mana validasi eksternal menjadi lebih penting daripada keaslian. Selain itu, paparan konstan di media sosial dapat menyebabkan "kurasi identitas", di mana setiap orang hanya menunjukkan apa yang dianggap sebagai yang terbaik dari diri mereka, menciptakan gambaran ideal dan tidak nyata.

1.3. Pentingnya filsafat dalam memahami subyektivitas kontemporer:

  • Guru harus menekankan bahwa filsafat memiliki peran mendasar dalam pemahaman dan refleksi tentang subyektivitas dalam budaya kontemporer. Melalui filsafat, kita dapat mempertanyakan dan menganalisis pengaruh yang membentuk subyektivitas kita, seperti teknologi, media, budaya, dan lain-lain.

  • Filsafat membantu kita berpikir kritis tentang diri kita sendiri dan tentang dunia tempat kita hidup. Filsafat mengajarkan kita untuk mempertanyakan, meragukan, merefleksikan. Dan keterampilan ini sangat penting untuk mengatasi kerumitan dan perubahan yang cepat dalam budaya kontemporer.

2. Diskusi kelompok (5 - 7 menit)

Setelah penjelasan teori, guru harus membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan mengusulkan diskusi. Setiap kelompok harus berdiskusi tentang bagaimana teknologi memengaruhi subyektivitas mereka, apa manfaat dan tantangan dari pengaruh tersebut, dan bagaimana filsafat dapat berkontribusi pada pemahaman dan refleksi tentang proses tersebut.

Guru harus berkeliling di antara kelompok, mendengarkan diskusi, mengklarifikasi keraguan, dan merangsang partisipasi semua orang.

3. Kembali pada teori (5 - 7 menit)

Setelah diskusi, guru harus Kembali pada teori, menyoroti ide-ide utama yang dibahas oleh kelompok dan menghubungkannya dengan konsep yang disajikan di awal pelajaran.

Guru harus memperkuat pentingnya filsafat sebagai alat untuk pemahaman dan refleksi tentang subyektivitas dalam budaya kontemporer, dan bagaimana teknologi memengaruhi proses tersebut.

Selain itu, guru harus menekankan pentingnya refleksi kritis dan pemikiran otonom, keterampilan yang dapat dikembangkan oleh filsafat dan sangat penting untuk menangani subyektivitas dalam budaya kontemporer.

Kembali (10 - 15 menit)

Pada tahap ini, guru harus mengakhiri pelajaran, mengonsolidasikan konsep yang dipelajari dan merangsang siswa untuk menerapkan pengetahuan tersebut secara praktis. Untuk itu, dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

  1. Koneksi dengan dunia nyata (5 - 7 menit):

    • Guru harus mengusulkan refleksi tentang bagaimana subyektivitas dalam budaya kontemporer dan pengaruh teknologi hadir dalam situasi sehari-hari. Misalnya, bagaimana media sosial memengaruhi cara kita melihat dan menampilkan diri kepada dunia? Bagaimana banyaknya informasi yang tersedia di internet memengaruhi pandangan dunia kita?

    • Selain itu, guru dapat meminta siswa untuk merefleksikan bagaimana filsafat dapat diterapkan untuk memahami dan mempertanyakan pengaruh ini. Misalnya, bagaimana filsafat dapat membantu kita berpikir kritis tentang budaya like atau tentang kurasi identitas di media sosial?

    • Guru harus mendorong siswa untuk berbagi refleksi dan menghubungkannya dengan diskusi yang dilakukan selama pelajaran.

  2. Tinjauan kembali konsep (2 - 3 menit):

    • Guru harus meninjau kembali konsep-konsep utama yang dibahas dalam pelajaran, mengingat kembali definisi subyektivitas dalam budaya kontemporer, pengaruh teknologi dalam proses ini, dan pentingnya filsafat sebagai alat pemahaman dan refleksi.

    • Guru dapat mengajukan pertanyaan langsung kepada siswa untuk memeriksa pemahaman konsep. Misalnya, "Apa itu subyektivitas dalam budaya kontemporer?" atau "Bagaimana teknologi memengaruhi subyektivitas kita?".

  3. Refleksi akhir (3 - 5 menit):

    • Guru harus mengusulkan agar siswa merefleksikan selama satu menit tentang jawaban atas pertanyaan berikut: "Apa konsep paling penting yang dipelajari hari ini?" dan "Pertanyaan apa yang belum terjawab?".

    • Setelah satu menit refleksi, guru harus meminta beberapa siswa untuk berbagi jawaban mereka. Ini akan memungkinkan guru untuk lebih memahami apa yang telah dipelajari siswa dan aspek tema apa yang masih perlu dipelajari lebih dalam.

  4. Materi tambahan (jika ada waktu):

    • Jika ada waktu yang tersedia, guru dapat menyarankan beberapa materi tambahan untuk siswa yang ingin memperdalam studi mereka tentang topik tersebut. Materi ini dapat mencakup artikel, buku, dokumenter, situs, dan lain-lain.

    • Guru harus menjelaskan secara singkat konten materi tersebut dan bagaimana materi tersebut dapat melengkapi apa yang telah dipelajari dalam pelajaran. Misalnya, "Buku ini membahas secara detail pengaruh teknologi terhadap subyektivitas kita" atau "Dokumenter ini menyajikan berbagai perspektif tentang subyektivitas dalam budaya kontemporer".

Momen Kembali ini sangat penting untuk memastikan bahwa siswa memahami konsep yang dibahas dalam pelajaran dan untuk merangsang refleksi dan pemikiran kritis. Selain itu, dengan menghubungkan teori dengan praktik dan dunia nyata, guru membantu siswa untuk memahami relevansi tema untuk kehidupan mereka dan untuk masyarakat secara umum.

Kesimpulan (5 - 7 menit)

Pada tahap akhir ini, guru harus merangkum poin-poin utama yang dibahas selama pelajaran, memperkuat pentingnya tema, dan menyarankan kemungkinan jalan untuk memperdalam. Untuk itu, dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

  1. Rangkuman pelajaran (2 - 3 menit):

    • Guru harus merangkum konsep fundamental yang disajikan selama pelajaran, seperti definisi subyektivitas dalam budaya kontemporer, pengaruh teknologi dalam proses tersebut, dan pentingnya filsafat untuk pemahaman dan refleksi tentang tema ini.
    • Penting bagi guru untuk melakukan rangkuman ini dengan cara yang jelas dan objektif, mengingat poin-poin utama dari setiap topik.
  2. Koneksi antara teori dan praktik (1 - 2 menit):

    • Guru harus menyoroti bagaimana pelajaran tersebut menghubungkan teori, praktik, dan refleksi. Misalnya, dapat menyebutkan bagaimana diskusi kelompok memungkinkan siswa untuk menerapkan konsep yang dipelajari dan merefleksikannya secara kritis.
    • Selain itu, guru harus memperkuat bagaimana refleksi tentang subyektivitas dalam budaya kontemporer dan pengaruh teknologi adalah keterampilan penting untuk menangani tantangan dunia saat ini.
  3. Saran materi pelengkap (1 - 2 menit):

    • Guru harus menyarankan beberapa bahan bacaan dan penelitian untuk siswa yang ingin memperdalam pengetahuan mereka tentang topik tersebut. Bahan-bahan ini dapat mencakup buku, artikel, dokumenter, situs, dan lain-lain.
    • Misalnya, guru dapat menyarankan untuk membaca "Era Kekosongan", oleh Gilles Lipovetsky, yang membahas subyektivitas dan budaya konsumsi dalam masyarakat kontemporer. Atau dapat menunjukkan dokumenter "Dilema Jaringan", yang mengeksplorasi dampak teknologi dan media sosial pada subyektivitas kita dan masyarakat secara umum.
    • Penting bagi guru untuk menjelaskan secara singkat konten materi ini dan bagaimana materi ini dapat melengkapi apa yang telah dipelajari dalam pelajaran.
  4. Relevansi tema untuk kehidupan sehari-hari (1 menit):

    • Sebagai penutup, guru harus menekankan pentingnya tema untuk kehidupan sehari-hari siswa. Harus mengingatkan mereka bahwa subyektivitas dalam budaya kontemporer dan pengaruh teknologi hadir dalam banyak aspek kehidupan mereka, mulai dari cara mereka berinteraksi di media sosial hingga cara mereka memahami dunia.
    • Guru harus mendorong siswa untuk terus merefleksikan tema dan menerapkan apa yang telah mereka pelajari dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Dengan Kesimpulan ini, guru mengakhiri pelajaran dengan cara yang jelas dan koheren, memperkuat konsep yang dipelajari, merangsang rasa ingin tahu dan pendalaman, dan menyoroti relevansi tema untuk kehidupan siswa.

Komentar Terbaru
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!
Iara Tip

SARAN IARA

Apakah Anda kesulitan menarik perhatian siswa di kelas?

Di platform Teachy, Anda akan menemukan berbagai materi tentang topik ini untuk membuat Pelajaran Anda lebih dinamis! Permainan, slide, Kegiatan, video, dan banyak lagi!

Pengguna yang melihat rencana Pelajaran ini juga menyukai...

Teachy logo

Kami menciptakan kembali kehidupan guru dengan kecerdasan buatan

Instagram LogoLinkedIn LogoTwitter LogoYoutube Logo
BR flagUS flagES flagIN flagID flagPH flagVN flagID flagID flag
FR flagMY flagur flagja flagko flagde flagbn flagID flagID flagID flag

2023 - Semua hak dilindungi undang-undang